1. Pendahuluan
1.1 Apa itu Trello?
Trello adalah aplikasi manajemen proyek berbasis metode Kanban, yang menggunakan papan visual untuk mengatur tugas. Aplikasi ini memungkinkan kamu membuat Board (papan proyek), List (daftar status), dan Card (kartu tugas). Dengan cara ini, setiap anggota tim bisa memahami pekerjaan apa saja yang harus dilakukan, sedang dikerjakan, dan sudah selesai.
Trello sangat populer karena tampilannya sederhana, mudah dipahami oleh pemula, serta bisa digunakan baik melalui browser, aplikasi desktop, maupun aplikasi mobile.
1.2 Mengapa Trello Cocok untuk Tim Remote?
Bekerja remote sering kali menimbulkan tantangan seperti kurangnya komunikasi, sulit melacak progres pekerjaan, dan kebingungan tentang prioritas tugas. Trello membantu mengatasi masalah ini dengan:
- Visualisasi alur kerja : Semua orang dapat melihat status proyek.
- Kolaborasi real-time : Update dilakukan secara langsung.
- Akses fleksibel : Bisa diakses dari laptop atau smartphone.
- Integrasi luas : Terhubung dengan Slack, Google Drive, Dropbox, dan aplikasi lain.
Dengan alasan ini, Trello menjadi salah satu pilihan utama bagi perusahaan, startup, maupun tim freelance yang bekerja secara remote.
2. Persiapan Awal
2.1 Membuat Akun Trello
Untuk menggunakan Trello, langkah pertama adalah membuat akun.
1.) Buka trello.com

2.) Klik tombol sign up
3.) Pilih cara registrasi: menggunakan email, akun Google, atau Microsoft.
4.) Setelah verifikasi, kamu akan langsung diarahkan ke dashboard awal Trello.

2.2 Mengenal Interface Trello
Tampilan utama Trello terdiri dari:
- Workspace → tempat kamu mengelola semua proyek.
- Board → papan kerja untuk tiap proyek.
- List → kolom yang berisi status tugas.
- Card → detail tugas yang bisa dipindahkan antar list.
2.3 Perbedaan Board, List, dan Card
- Board: Gambaran besar proyek.
- List: Status pekerjaan (misalnya “To Do”, “In Progress”, “Done”).
- Card: Tugas spesifik yang bisa diberi deadline, anggota, dan checklist.
3. Membuat Workflow Dasar
3.1 Membuat Board untuk Proyek Tim
- Klik Create new board.
- Beri nama sesuai proyek, misalnya: Website Development.
- Pilih warna background atau gambar agar lebih mudah dikenali.
3.2 Membuat List
Buat tiga list sederhana untuk alur kerja dasar:
- To Do → daftar pekerjaan yang harus dilakukan.
- In Progress → pekerjaan yang sedang berjalan.
- Done → pekerjaan yang sudah selesai.
3.3 Menambahkan Card
Setiap tugas dibuat dalam bentuk Card. Misalnya:
- Membuat desain homepage
- Menulis konten blog
- Testing fitur login
Card ini bisa dipindahkan ke list yang sesuai seiring progres berjalan.
4. Kolaborasi Tim Remote
4.1 Mengundang Anggota Tim ke Board
Klik Invite di kanan atas board → masukkan email anggota tim. Mereka akan mendapatkan undangan untuk bergabung.
4.2 Menetapkan Tugas ke Anggota
Setiap card bisa diberi Member. Dengan begitu, jelas siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut.
4.3 Menambahkan Deadline dan Checklist
Untuk menjaga keteraturan, tambahkan:
- Due Date → kapan tugas harus selesai.
- Checklist → sub-tugas detail, misalnya:
- Riset keyword
- Tulis artikel draft
- Edit final
5. Optimasi Workflow dengan Fitur Trello
5.1 Menggunakan Label
Label bisa digunakan untuk memberi kategori tugas, seperti:
- Hijau → Prioritas Tinggi
- Kuning → Sedang
- Merah → Mendesak
5.2 Attachment dan Integrasi
Kamu bisa menambahkan file dari komputer, Google Drive, Dropbox, atau link. Ini memudahkan anggota tim mengakses dokumen pendukung.
5.3 Komentar dan Mention
Card memiliki kolom komentar. Kamu bisa menulis update atau memberi instruksi dengan mention, misalnya:
@Andi Tolong revisi desain homepage sebelum Jumat.
6. Automasi dengan Butler
6.1 Apa itu Butler?
Butler adalah fitur otomatisasi Trello yang memungkinkan kamu membuat aturan (rules), tombol, dan kalender otomatis untuk mempercepat alur kerja.
6.2 Membuat Aturan Otomatisasi Sederhana
Contoh:
- Jika card dipindahkan ke list “Done”, otomatis tambahkan label hijau.
- Jika deadline sudah lewat, kirim notifikasi ke pemilik card.
6.3 Contoh Automasi untuk Tim Remote
- Memindahkan card ke “In Progress” saat anggota menambahkan dirinya ke card.
- Menambahkan checklist standar setiap kali card baru dibuat.
7. Tips & Best Practice untuk Tim Remote
7.1 Gunakan Satu Board per Proyek
Jangan mencampur banyak proyek dalam satu board. Lebih baik buat board terpisah agar lebih fokus.
7.2 Rutin Review Mingguan
Setiap minggu, adakan meeting singkat untuk meninjau progres di Trello. Ini membantu semua anggota tetap sinkron.
7.3 Manfaatkan Power-Ups
Gunakan Power-Ups seperti:
- Calendar → menampilkan deadline dalam kalender.
- Slack → integrasi komunikasi tim.
- Jira → untuk tim developer.
8. Studi Kasus Workflow Tim Remote
8.1 Workflow Startup Remote
- Board: “Pengembangan Produk”
- List: Ide → To Do → In Progress → Review → Done
- Card: Setiap fitur baru yang dikembangkan.
8.2 Workflow Kolaborasi Antar Divisi
Misalnya perusahaan memiliki divisi Marketing, Design, dan Development.
- Marketing membuat card “Artikel Blog”.
- Design membuat card “Banner Promosi”.
- Development membuat card “Update Sistem Login”.
Semua terintegrasi dalam satu workspace Trello.
9. Kesimpulan
9.1 Manfaat Utama Trello untuk Tim Remote
- Meningkatkan transparansi pekerjaan.
- Mempermudah kolaborasi lintas zona waktu.
- Mengurangi miskomunikasi.
- Menjaga produktivitas tetap tinggi.
9.2 Langkah Berikutnya
Setelah menguasai dasar Trello, langkah selanjutnya adalah mencoba Power-Ups, integrasi, dan otomatisasi agar alur kerja tim semakin efisien. Dengan begitu, Trello bisa menjadi pusat kendali seluruh aktivitas kerja tim remote.